Gapura Masjid Agung Solo
Sejarah tentang gapura ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah masjid Agung Surakarta. Sedangkan masjid ini didirikan dua belas tahun setelah didirikan kraton Kasunanan Surakarta yaitu tahun 1757 ( kraton Surakarta didirikan pada tahun 1745 ) dengan acuan bentuk masjid Demak. Bangunan gapura ini pada awalnya berbentuk limasan, kemudian pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwana X diganti dengan bangunan berbentuk arsitektur Arab. Gapura ini selesai dibangun pada tanggal 6 Mulud 1831 tahun Je atau 1901 Masehi. Pembangunan gapura ini menghabiskan dana 100.000 gulden .
Gapura masjid Agung Surakarta berukuran panjang ± 25 meter, tinggi ± 10 meter, dengan ketebalan ± 2 meter. Posisinya membujur dari utara ke selatan sejajar dengan tampak depan masjid. Gapura ini menjadi akses utama ke area masjid selain 2 (dua) gapura di sisi selatan yang merupakan akses dari pasar Klewer dan sisi utara yang merupakan akses dari kampung Kauman. Gapura ini dihubungkan dengan gapura di sisi utara dan selatan dengan pagar dinding batu bata setinggi 2,5 meter. Gapura ini juga berfungsi membatasi area halaman masjid dengan area luar, dimana dapat dilihat dari adanya 3 (tiga ) akses pintu yang dilengkapi dengan daun pintu berupa teralis besi.
Fisik bangunan dibuat dari batu bata yang kokoh dengan finishing cat tembok warna krem tidak bertekstur. Di atas pintu utama terdapat relief simbol Kraton Kasunanan Surakarta yang terbuat dari besi, sedangkan di atas dua pintu samping terdapat kaligrafi bertuliskan do’a masuk dankeluar dari masjid. Pada bagian atas terdapat jam dinding dengan dikelilingi relief bintang. Sedangkan pada tiap pilar, puncaknya dibuat dengan bentuk kuluk ( topi) dan buah keben terbalik.