Solo Kota Simbolis
Surakarta atau Solo sebagai salah satu kota di Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam hal bangunan sebagai simbol maupun bangunan yang bersimbol. Kota Solo adalah kota metropolitan modern pertama di Jawa ketika memasuki abad 19 yang pada saat itu kekuasaan tertinggi dipegang oleh raja yang berkedudukan di keraton Kasuananan dengan gelar Sri Susuhunan Paku Buwana X. Menurut sejarawan Kuntowijoyo, raja saat itu adalah raja yang berintelektual rendah namun memiliki kecerdasan emosional dan cita rasa seni yang tinggi. Kemampuan raja dalam memproduksi simbol dapat disaksikan pada beberapa bangunan di area publik di kota Solo. Salah satu bangunan yang menarik untuk dikaji adalah bangunan penanda batas wilayah sekaligus penanda fungsi akses memasuki suatu kawasan atau lazim disebut gapura.
Beberapa gapura dibangun oleh Sri Susuhunan Paku Buwana X pada awal abad XX. Diantaranya adalah 3 (tiga) gapura yang disebut dengan Margi Tri Gapuraning Ratu (berarti tiga jalan untuk menghadap raja), yaitu gapura Klewer, gapura Batangan, dan gapura Gading. Kemudian beliau juga membangun 3 (tiga) gapura batas kota di penjuru barat, timur, dan selatan pada jalan utama memasuki kota Surakarta. Sehingga anda berkunjung ke kota Solo dengan kendaraan umum dipastikan akan melewati gerbang batas kota ini.